Arsip Tag: SAHAM GABUNGAN

kontak perkasa || Indeks Nikkei Tokyo Turun Hampir 2% Ditengah Laporan Korea Utara

PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 21/04/2020 – Indeks Nikkei Tokyo turun hampir dua persen pada hari Selasa di tengah kekhawatiran risiko geopolitik menyusul laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang dirawat setelah operasi.

Indeks acuan Nikkei 225 turun 1,97 persen, atau 388,34 poin, menjadi ditutup pada level 19.280,78, sedangkan Indeks Topix yang lebih luas melemah 1,15 persen, atau 16,52 poin, ke level 1.415,89. (knc)

Sumber : AFP

PT KONTAK PERKASA – Perang Dagang & Inflasi Bikin IHSG Kehabisan Tenaga

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 11/06/2019 –  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis 0,04% pada perdagangan hari ini ke level 6.286,8. Pada pukul 09:30 WIB, pelemahan IHSG sudah bertambah dalam menjadi 0,31% ke level 6.270,34. IHSG harus merasakan pahitnya zona merah pasca kemarin (10/6/2019) melejit hingga 1,3%.

Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang sedang kompak ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,22%, indeks Shanghai naik 0,89%, indeks Hang Seng naik 0,55%, indeks Straits Times naik 0,52%, dan indeks Kospi naik 0,18%.

PT KONTAK PERKASA

Sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari rilis data ekonomi yang menggembirakan. Kemarin, ekspor China periode Mei 2019 diumumkan tumbuh sebesar 1,1% secara tahunan.

Walaupun tipis saja, capaian pada periode Mei jauh lebih baik ketimbang April kala ekspor jatuh sebesar 2,7% secara tahunan, serta lebih baik dari konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 3,8%, dilansir dari Trading Economics.

Terlepas dari perang dagang yang terus memanas dengan AS, ternyata ekspor China masih bisa dipacu untuk membukukan pertumbuhan.

Sisi negatifnya, perang dagang AS-China sangat mungkin tereskalasi kedepannya. Belakangan ini, kabar yang beredar menunjukkan bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu di sela-sela KTT G-20 pada akhir bulan ini di Jepang.

Namun ternyata, pertemuan itu belum pasti. Berbicara dalam wawancara dengan CNBC International kemarin (10/6/2019), Trump tak berani mengonfirmasi pertemuannya dengan Xi. Trump hanya menyebut bahwa dirinya berpikir akan ada pertemuan dengan Xi.

“Saya pikir dia akan datang (ke KTT G-20), dan saya pikir kami dijadwalkan untuk menggelar sebuah pertemuan,” kata Trump, dilansir dari CNBC International.

Lebih lanjut, Trump juga mengancam bahwa dirinya akan akan membebankan bea masuk tambahan bagi produk impor asal China jika Xi sampai tak menemuinya di sela-sela KTT G-20 nanti.

Sementara itu, pihak China juga tak bisa mengonfirmasi terkait apakah Trump dan Xi akan bertemu untuk mencoba menyelesaikan perang dagang yang sudah berlarut-larut tersebut.

“Jika ada berita yang lebih konkret soal ini, maka China akan segera menerbitkan pemberitahuan,” ujar Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.

Beijing kemudian menegaskan bahwa China tidak ingin ada perang dagang, tetapi tidak takut untuk melakukannya kalau terpaksa. Namun, pintu dialog dengan Washington masih terbuka, sepanjang dilakukan dengan prinsip saling menghormati.

“China tidak ingin ada perang dagang, tetapi tidak takut menghadapinya. Jika AS bersedia melakukan dialog dengan prinsip kesetaraan, maka pintu kami selalu terbuka. Namun jika AS bersikukuh ingin menaikkan eskalasi friksi dagang, maka kami akan merespons dengan tegas dan melawan sampai akhir,” tegas Geng.

Besok IHSG Berpotensi Menguat Lagi, Ini Pemicunya

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 20/03/2019 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu beranjak dari zona merah setelah menguat sangat tipis sebesar 0,04% ke level 6.482, pada perdagangan Rabu (20/3/2019). Sektor keuangan yang menguat mampu menyelamatkan IHSG.

Penguatan saham-saham sektor keuangan sebesar 0,29% tersebut salah satunya didorong oleh aksi beli asing (net buy) yang mencapai Rp 260 miliar di pasar reguler.

Adapun tiga saham terbesar yang banyak diburu asing berasal dari perbankan kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV milik pemerintah, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 307 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 71 miliar), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 24 miliar).

PT KONTAK PERKASA

Pelaku pasar kini mencermati rapat bank sentral AS, The Federal Reserves atau The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) yang akan digelar nanti malam. FOMC akan memutuskan suku bunga acuannya. The Fed berpotensi mempertahankan suku bunga yang berpotensi akan diikuti Bank Indonesia (BI) pada Kamis siang.

Asumsi tersebut terlihat dari pergerakan rupiah pada penutupan pasar spot sore yang ditutup menguat terhadap dolar AS. Rupiah terhenti di Rp 14.180/US$ atau menguat 0,32% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Penguatan sebesar itu menjadi rupiah sang raja Asia hari ini.

PT KONTAK PERKASA

Secara teknikal, IHSG masih kokoh di jalur kenaikan jangka pendeknya. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama 5 hari (moving average five/MA5).

Jelang FOMC Meeting, IHSG Esok Berpotensi Kembali Menguat

Pola flat (doji) yang terbentuk pada grafik menunjukkan kelanjutan tren kenaikan jangka pendek IHSG. Terbentuknya doji tersebut dikarenakan posisi penutupan lebih tinggi dari level pembukaannya.

Secara momentum ruang penguatan IHSG esok hari cukup terbuka, dikarenakan belum memasuki level jenuh beli (overbought), mengacu pada indikator teknikal yang mengukur tingkat kejenuhan Relative Streth Index (RSI).

Seharian ‘Digoyang’, IHSG Akhirnya Finis di Zona Hijau

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 21/02/2019 – Setelah seharian ‘digoyang’, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil ditutup di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah tipis 0,03% dan sempat jatuh hingga 0,21%. Per akhir sesi 1, IHSG sudah bangkit dan membukukan penguatan sebesar 0,07%.

KONTAK PERKASA FUTURES

Memasuki sesi 2, IHSG sempat tertekan hingga jatuh ke zona merah sebelum akhirnya ditutup menguat 0,38% ke level 6.537,77.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi kenaikan IHSG adalah: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+3,17%), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (+6,02%), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (+5,2%), PT United Tractors Tbk/UNTR (+1,92%), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+1,13%).
KONTAK PERKASA FUTURES

IHSG menguat kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan melemah: indeks Shanghai turun 0,34%, indeks Straits Times turun 0,04%, dan indeks Kospi turun 0,05%.

Ada 2 sentimen negatif utama yang menghantui jalannya perdagangan bursa saham regional. Pertama, rilis risalah dari pertemuan The Federal Reserve edisi Januari 2019 yang membingungkan. Di satu sisi, terungkap bahwa bank sentral AS tersebut akan bersabar dalam melanjutkan normalisasi tingkat suku bunga acuan.

“Para peserta rapat berpandangan bahwa laju inflasi umum dan inflasi inti yang lambat menjadi alasan untuk lebih bersabar. Komite Pengambil Kebijakan condong untuk memilih bersabar sambil melakukan observasi terhadap dampak kenaikan suku bunga yang ditempuh tahun lalu,” sebut risalah rapat The Fed.

KONTAK PERKASA FUTURES

Namun di sisi lain, nada hawkish juga kental terasa dalam risalah tersebut. Ternyata, The Fed masih menyimpan hasrat untuk menaikkan suku bunga acuan.

“Banyak peserta rapat berpandangan bahwa menahan suku bunga acuan di tingkat yang sekarang untuk beberapa waktu bisa menimbulkan risiko. Oleh karena itu, jika ketidakpastian berkurang maka The Fed perlu meninjau kembali stance sabarnya,”

Dengan perlambatan ekonomi global yang kian terasa, tentu bukan menjadi kabar yang baik bagi bursa saham global jika The Fed kembali injak gas dan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Sebagai informasi, The Fed sudah mengerek naik suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun lalu (100 bps).

Berbicara mengenai perlambatan ekonomi global, bukti nyata kembali datang dari Jepang. Pada hari ini, pembacaan awal untuk data Nikkei Manufacturing PMI periode Februari diumumkan di level 48,5, lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 50,4, seperti dilansir dari Trading Economics.

Angka di bawah 50 menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur Jepang mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Rilis data ini sekaligus menjadi sentimen negatif kedua yang menghantui jalannya perdagangan bursa saham regional.